ANALISIS PROPOSAL KEWIRAUSAHAAN BUDIDAYA JAMUR TIRAM
“RAJA JAMUR”
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
KEWIRAUSAHAAN
Dosen pengampu : Dr. Drs. Sukirman. Pd. SH.MM
Disusun oleh :
Muhammad Afifulloh (201511298)
Kelas: 4 D
PROGRAM STUDI
MANAGEMENT
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS
MURIA KUDUS
2016
KATA PENGANTAR
Dunia
usaha di indonesia akhir-akhir ini mulai menunjukkan adanya pertumbuhan
positif. Kemajuan ini akibat dari upaya para pelaku usaha maupun pemerintah
mengakomodasikan sarana dan prasarana
terutama dengan deregulasi yang banyak dilakukan. Pertumbuhan usaha juga di
dorong oleh pengaruh globalisasi yang melanda dunia pada dasawarsa terakhir ini
sehingga memaksa untuk melakukan usahan.
Kemajuan
bisnis perlu di imbangi dengan upaya peningkatan ketrampilan serta pengetahuan
yang memadai bagi para pelaku uasaha atau para kader pelaku usaha agar berperan
aktif dan tidak terjadi kesengajaan dengan pengusaha asing, selain itu pengusaha
juga harus mengenal bentuk-bentuk dan praktik-praktik bisnis internasional.
Tanpa melakukan perubahan bisnis pelaku usah anasional tidak akan mampu meraih
potensi bisnis internasional yang diharapkan oleh pemerintah dan bangsa
indonesia. Secara tidak langsung peningkatan usaha mampu mengangkat derajat
pelaku bisnis nasional untuk duduk sedrajat dengan pelaku usaha internasional.
DAFTAR
ISI
COVER .............................................................................................................................
i
KATA PENGANTAR
......................................................................................................
ii
DAFTAR
ISI
....................................................................................................................
iii
ABSTRAK
.......................................................................................................................
iv
BAB
I PENDAHULUAN
................................................................................................
1
1.1 Latar
Belakang ..................................................................................................
1
BAB
II LANDASAN TEORI ..........................................................................................
4
2.1 Kewirausahaan
..................................................................................................
4
2.2 Jiwa Wirausaha
.................................................................................................
8
2.3 Resiko Usaha ....................................................................................................
15
BAB
III ANALISIS USAHA BUDIDAYA JAMUR TIRAM ........................................
26
3.1 Karakteristik Wirausaha Raja Jamur
............................................................... 26
3.2 Analisis Lingkungan
.........................................................................................
27
3.3 Analisis Menghadapi Resiko Usaha
................................................................. 28
BAB
IV PENUTUP
.........................................................................................................
29
Kesimpulan .............................................................................................................
29
Saran
.......................................................................................................................
29
DAFTAR
PUSTAKA ......................................................................................................
30
ABSTRAK
Kewirausahaan
merupakan kegiatan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat dalam arti tingkat
hidup yang lebih baik dan bermutu. Kewirausahaan sangat besar peranannya di
dalam perkembangan pertumbuhan ekonomi. Peran kewirausahaan telah teruji dengan
adanya krisis ekonomi yang melanda bangsa Indonesia. Kewirausahaan yang
berbasis pada ekonomi rakyat ternyata mampu bertahan dalam situasi yang sulit.
Untuk itu perguruan tinggi sebagai lembaga yang menjadi salah satu panutan
masyarakat dapat mendorong budaya berwirausaha. Perguruan tinggi diharapkan
juga mampu menciptakan wirausahawan-wirausahawan yang handal, sehingga mampu
meberi dorongan niat masyarakat khususnya mahasiswa untuk berwirausaha.
Berdasarkan latar belakang tersebut maka tujuan dari penelitian ini adalah
untuk menganalisis pengaruh karakteristik kewirausahaan, motivasi berprestasi
dan self efficacy terhadap keinginan berwirausah. Pengumpulan data dilakukan
dengan memberikan daftar pertanyaan atau kuisioner kepada responden. Teknik
analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah SEM. Berdasarkan hasil
penelitian dapat disimpulkan bahwa : Karakteristik Kewirausahaan berpengaruh
positif signifikan terhadap Keinginan Berwirausaha.
Kudus,
April,18,2017
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kewirausahaan
berasal dari kata wira dan usaha. Wira berarti pejuang, manusia unggul,
teladan, berbudi luhur, gagah berani dan berwatak agung. Usaha adalah perbuatan
amal, bekerja, dan berbuat sesuatu. Jadi wirausaha adalah pejuang atau pahlawan
yang berbuat sesuatu.
Kewirausahaan
merupakan kegiatan untuk meningkatkan
kesejahteraan rakyat dalam arti tingkat hidup yang lebih baik dan
bermutu. Kewirausahaan sangat besar
peranannya di dalam perkembangan pertumbuhan ekonomi. Oleh
karena itu, peran mahasiswa,
khususnya mahasiswa manajemen sangat besar maknanya bagi pengembangan
ekonomi nasional. Dengan demikian seharusnya mahasiswa manajemen lebih
memiliki niat untuk
menjalankan bisnis dengan
kemadirian tinggi.
Peran kewirausahaan
telah teruji dengan adanya krisis ekonomi yang
melanda bangsa Indonesia. Kewirausahaan yang
berbasis pada ekonomi rakyat
ternyata mampu bertahan dalam situasi yang sulit. Untuk itu perguruan tinggi
sebagai lembaga yang menjadi salah satu
panutan masyarakat dapat mendorong budaya
berwirausaha. Perguruan tinggi
diharapkan juga mampu
menciptakan
wirausahawan-wirausahawan yang
handal, sehingga mampu meberi dorongan
niat masyarakat khususnya mahasiswa untuk berwirausaha. Mahasiswa sebagai
komponen masyarakat yang terdidik, sebagai harapan masyarakat dapat membuka
lapangan kerja, dengan menumbuhkan niat berwirausaha.
Mahasiswa yang
menekuni ilmu manajerial khususnya kewirausahaan, diharapkan memiliki jiwa
wirausaha yang tinggi, sehingga hal ini akan mampu membuka lapangan kerja yang
lebih luas. Dengan kondisi tersebut, maka perguruan tinggi negeri maupun swasta
untuk mampu menyiapkan anak didiknya, khususnya jurusan manajemen untuk menjadi
wirausaha yang unggul. Mahasiswa jurusan manajemen, supaya tidak mengantungkan
kerja di orang lain, tetapi diperlukan keberanian untuk membuka usaha sendiri
atau berwirausaha.
Kondisi seperti
dijelaskan di atas, tentu menjadikan para mahasiswa berani mengambul
keputusan untuk berwirausaha. Bagi
banyak orang, keputusan berwirausaha merupakan perilaku
dengan keterlibatan tinggi (high
involvement) karena dalam mengambil keputusan akan melibatkan
faktor internal seperti kepribadian, persepsi, motivasi, pembelajaran (sikap),
faktor eksternal seperti keluarga, teman, tetangga dan lain sebagainya (norma
subyektif). Kemudian mengukur kontrol keperilakuan yang dirasakan (perceived
control behavior) yaitu suatu kondisi bahwa orang percaya tindakan itu mudah
atau sulit untuk dilakukan dengan memahami berbagai risiko atau
rintangan-rintangan yang ada apabila mengambil tindakan tersebut.
Di samping
itu, menurut pengamat
aktivitas kewirausahaan
(Entrepreneurial activity) yang relatif masih rendah. Entrepreneurial activity
diterjemahkan sebagai individu
aktif dalam memulai
bisnis baru dan dinyatakan dalam persen total penduduk
aktif bekerja. Semakin rendah indek entrepreneurial activity maka semakin
rendah level entrepreneurship suatu negara, dan dampaknya pada tingginya pengangguran. Kondisi di atas mengisaratkan betapa masalah
pengangguran menjadi masalah yang sangat serius.
Beberapa pihak
menyoal keberadaan lulusan perguruan tinggi saat ini (Siswoyo, 2009:
114). Menurut Hendarman, Direktur Kelembagaan Dikti Depdiknas menyatakan ”data pengangguran
terdidik di Indonesia menunjukkan bahwa semakin tinggi
pendidikan seseorang, semakin rendah kemandirian dan semangat
kewirausahaannya.” Pemerhati kewirausahaan menyatakan bahwa sebagian besar
lulusan Perguruan Tinggi adalah lebih sebagai pencari kerja (job seeker)
daripada pencipta lapangan pekerjaan (job creator). Hal
ini disebabkan sistem
pembelajaran yang diterapkan
di berbagai perguruan tinggi
saat ini, yang
umumnya lebih terfokus pada
ketepatan lulus dan kecepatan memperoleh pekerjaan, dan memarginalkan
kesiapan untuk menciptakan
pekerjaan. Ciputra (dalam Direktorat Kelembagaan Dikti, 2009)
menyatakan: ”Mahasiswa dari berbagai disiplin ilmu jangan hanya diajarkan
bagaimana bisa bekerja dengan baik, tetapi dipacu untuk bisa menjadi pemilik
dari usaha-usaha sesuai latar belakang ilmu mereka,”.
Pendidikan harus
dijalankan dengan kreatif.
Pendidikan kewirausahaan harusnya membekali mahasiswa untuk mandiri dan
tidak berorientasi menjadi pencari kerja ketika yang bersangkutan menyelesaikan
studinya. Hal ini menurut Sadino (2008)
dalam Siswoyo (2009: 115)
mengatakan sebagai dampak dari sistem
pendidikan Indonesia yang kebanyakan masih menggunakan prinsip belajar untuk
tahu, bukan untuk melakukan sesuatu.
Fenomena di atas
seharusnya dapat dijadikan bahan pemikiran, bagaimana agar
dapat menciptakan lapangan kerja baru yang dapat menampung karyawan,
tidak lagi berpikir untuk mempersiapkan
diri menjadi calon karyawan yang mencari pekerjaan, terutama bagi individu yang
terdidik, misalnya mahasiswa.
Berdasarkan latar
belakang yang telah dikemukakan di atas,maka penulis mengambil inisiatif untuk
mengangkat judul yang berhubungan dengan Pengaruh Karakteristik
Kewirausahaan,Motivasi Berprestasi Terhadap Keinginan Berwirausaha Mahasiswa.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 KEWIRAUSAHAWAN
A.
Pendahuluan
Pengertian Wirausahawan (entrepreneur) diperoleh dari berbagai
buku maupun kamus. Kurotku dan Hodgetts (2001) menyatakan bahwa entrepreneur berasal dari bahasa
Perancis yaitu entrepreneur yang
berarti mengambilo pekerjaan (to
undertake). Konsep mengenai entrepreneur
adalah sebagai berikut :
The
entrepreneur is one who undertake to organize, manage, and assume the risk of a
business.
Konsep ini memberikan arti bahwa
usahawan merupakan seseorang yang bertindak membuat organisasi, mengelola dan
menentukan risiko sebuah bisnis. Berdasarkan konsep tersebut, risiko yang
terjadi dalam sebuah bisnis diambil oleh yang melakukan bisnis.
Zimmerer dan Scarborough (2005)
memberikan konsep wirausahawan sebagai berikut :
An entrepreneur is
one who creates a new business in the face of risk and uncertainty for the
purpose of achieving profit and growth by identifying significant opportunities
and assembling the necessary resources to capitalize on them.
Konsep tersebut menceritakan bahwa
wirausahawan merupakan seseorang yang menghadapi risiko di masa mendatang dan
bertujuan untuk mendapatkan profit dengan menggunakan seluruh sumber daya yang
dimiliki sehingga mengalami peningkatan terhadap usaha.
Berdasarkan kedua konsep disebutkan
bahwa entrepreneur merupakan tindakan
sesorang yang berani menanggung risiko sebuah bisnis, adanya pertumbuhan
bisnis, hasilnya akan meningkatkan kapitalisasi perusahaan. Enterpreneur mempunyai
empat karakteristik yaitu :
1. Menjalankan
sebuah bisnis yang mempunyai kemungkinan menghasilkan keuntungan.
2. Berani
menanggung dan menerima risiko bisnis tersebut di masa-masa mendatang
3. Bisnis
yang sedang diotekunin akan mempunyai kesempatan bertumbuh, dan
4. Perusahaan
akan membuat inovasi dan terjadii kapitalisasi bisnis tersebut.
Berbagai pihak menyatakan bahwa entrepreneur dihubungkan dengan inovasi
karena tindakan bisnis yang dihasilkan bisa unik dan mempunyai inovasi tinggi.
Inovasi tersebut akan mengandung risiko pada hasil atau pada awal memulai
bisnis.
B.
Risiko
dan Karakteristik
Landau (1982) mengusulkan hubungan dari
risiko yang dibawa (risk bearing)
dengan karakteristik inovasi membuat sebuah dasar klarifikasi entrepreneur. Hubungan tersebut daopat
diperhatikan pada tabel 1.1. Gambleur merupakan entrepreneur juga, tetapi
selalu mempunyai karakteristikinovasi yang rendah dan risiko yang besar.
Dreamer (pemimpi) adalah entrepreneur
yang mempunyai inovasi tinggi, tetapi hanya menerima risiko yang rendah.
Tabel : 1.1
Enterpreneur Klasifikasi Landau
Gambler
|
Enterpreneur
|
Consolidator
|
Dreamer
|
High
Risk Bearing
Low
Low High
Innovativeness
Consolidator
adalah entrepreneur yang hanya bisa
menerima risiko rendah dan karakteristik inovasi rendah. Enterpreneur adalah seseorang yang mempunyai karakteristik inovasi
tinggi dan ridiko ysng dihadapi atau dibawanya juga tinggi.
Kuratko dan Hodgetts (2001) menyebutkan
da 10 karakteristik dari entrepreneur
yaitu :
1. Enterpreneur
adalah pelaku bukan pemikir.
2. Enterpreneur dilahirkan,
bukan dibuat atau diciptakan.
3. Enterpreneur
selalu menjadi penemu / pencipta sesuatu.
4. Enterpreneur
adalah akademisi dan tidak bisa menyesuaikan dalam masyarakat.
5. Enterpreneur
harus memenuhi the profile.
6. Kebutuhan
entrepreneur adalah uang.
7. Kebutuhan
entrepreneur adalah keberuntungan.
8. Ketidaktahuan
merupakan kebahagiaan bagi entrepreneur.
9. Enterpreneur
menginginkan keberhasilan tetapi pengalaman menyatakan tingkat kegagalan cukup
tinggi.
10. Enterpreneur
adalah sangat pengambil risiko (gamblers).
Karakteristik ini sangat memberikan
pandangan kepada semua pihak bahwa entrepreneur
selalu membawa risiko dan inovasi. Kao (1991) menyebutkan terdapat 11
karakteristik entrepreneur yaitu :
1. Total
komitmen, penentu, dan melindungi
2. Dorongan
untuk mendapatkan dan bertumbuh
3. Orientasi
kepada kesempatan dan tujuan.
4. Mempunyai
inisiatif dan tanggung jawab personal.
5. Pemecah
persoalan secara terus menerus
6. Memiliki
realism dan dapat bercengkrama (hunor).
7. Selalu
mencari dan menggunakan umpan balik (feedback)
8. Selalu
berfokus pada internal
9. Menghitung
dan mencari risiko
10. Kebutuhan
yang kecil untuk status dan kekuasaan
Sukardi (1991) menemukan da
Sembilan karakteristik tingkah laku wirausahawan yaitu :
1. Sifat
instrumental
2. Sifat
prestatif
3. Sifat
keluwesan bergaul
4. Sifat
kerja keras
5. Sifat
keyakinan diri
6. Sifat
pengambil risiko
7. Sifat
swakendali
8. Sifat
kemandirian
Berdasarkan karakteristik entrepreneur yang dikemukakan oleh
ketiga ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa
entrepreneur harus memiliki motivasi kerja keras., inovasi dan keinginan
bertumbuh, serta pengambil risiko. Kondisi ini menunjukkan bahwa para enterpreneur menemui tekanan (stress) setiap inovasi yang dikerjakan.
Tekanan tersebut bersumber dari berbagai kejadian., menurut Boyd dan Gumpert
(1983) bahwa sumber tekanan dapat diidentifikasi dari empat penyebab yaitu :
kesepian, terbenam dalam bisnis yang dikerjakan, persoalan-persoalan manusia
(pegawai), dan kebutuhan akan keberhasilan atau tercapai.
C.
Mengatasi
Tekanan
Mengantisipasi tekanan entrepreneur harus bisa berhasil, supaya
dapat mencapai tujuan yang diinginkan. Kebiasaan mengatasi tekanan dilakukan
para enterpreneur seperti melakukan
meditasi, melemahkan otot dengan olahraga, mencari hiburan dan sebagainya.
Terdapat lima persoalan yang perlu dikerjakan agar tekanan teratasi, yaitu :
1. Menciptakan
networking : kesepian yang dihadapi
dilakukan dengan menciptakan hubungan baik dengan berbagai pihak sehingga mampu
bercerita permaslahan yang dihadapi.
2. Keluar
dari persoalan secara total : pada saat tidak bekerja seperti hari libur atau
akhir pekan entrepreneur melepaskan
semua pekerjaan dan tidak menerima laporan sehingga kondisi tubuh dapat
menciptakan kesegaran.
3. Berkomunikasi
dengan pekerja : entrepreneur mau
membuka pintu dan berdiskusi dengan karyawan. Hubungan baik dengan karyawan
akan membantu entrepreneur dalam
menghadapi persoalan.
4. Menciptakan
kepuasan diluarperusahaan : entrepreneur dapat melakukan kegiatan diluar
perusahaan untuk mendapatka kepuasan sehingga bisnis yang dikerjakan tidak
menjadi persoalan.
5. Pendelegasian
: entrepreneur harus bisa
mendelegasikan pekerjaan kepada karyawan dan tidak dikerjakan sendiri
seluruhnya.
Seluruh uraian tersebut memberikan
penjelasan tentang entrepreneur termasuk
stresyang dihadapi. Inovasi dan risiko serta keinginan berkembang merupakan karakteristik utama dari enterpreneur.
2.2 JIWA WIRAUSAHA
A.
Pendahuluan
Pelaku usaha merupakan individu yang
berorientasi kepada tindakan, dan bermotivasi tinggi mengambil risiko dalam
mengejar tujuan. Ciri dan profil wirausaha adalah sebagai berikut.
Tabel 2.1
Ciri dan Profil Wirausaha
Ciri-ciri
|
Watak
|
Percaya
diri
|
Yakin,
tidak tergantung, individualis, optimis.
|
Berorientasi
pada tugas dan hasil
|
Butuh
prestasi, orientasi laba, tekun dan tabah, kerja keras, dorongan
kuat,energik, dan inisiatif.
|
Pengambil
risiko
|
Mampu
mengambil risiko, suka tantangan
|
Kepemimpinan
|
Sebagai
pemimpin, mudah bergaul, menanggapi saran dan kritik.
|
Keorisinilan
|
Inovatif
dan kreatif, fleksibel, banyak sumber, serba bisa, tahu banyak.
|
Berorientasi
ke masa depan
|
Pandangan
ke depan, perseptif
|
Jiwa tersebut perlu dimiliki dan
dikembangkan jika ingin menjadi pelaku usaha yang baik. Seluruh sifat-sifat
brlum tentu dimiliki, semakin banyak yang dimiliki, semakin besar kemungkinan
menjadi wirausaha yang baik. Kebanyakan cirri jiwa wirausaha antara yang satuu
dengan yang lain saling berhubungan. Contoh, individu mempunyai keyakinan untuk
menerima tanggung jawab atas perbuatan-perbuatan, bersedia mengambil risiko dan
menjadi pemimpin. Terdapat wirausaha yang tidak memenuhi kesembilan belas sifat
jiwa wirausaha atau satu dari yang lain, ada yang sombong, terlalu ideal,
bersifat hangat dan bersahabat, serta ada yang menarik diri dan pemalu.
Pengukuran berdasarkan sifat pribadi dan ketrampilan, maka sebagai kelompok
pelaku usaha, para wirausaha sangat berbeda dari yang bukan wirausaha.
B.
Idiologi
Wirausaha
Keberhasilan pelaku usaha tergantung
pada kesediaan untuk bertanggung jawab atas pekerjaan sendir, belajar tentang
diri sendiri untuk mrncapai tujuan yang sesuai dengan keinginan dalam menjalani
hidup. Kekuatan dating dari tindakan diri sendiri dan buakan dari orang lain.
Risiko kegagalan selalu ada, pelaku usaha mengambil risiko dengan jalan
menerima tanggung jawab atas tindakan sendiri. Kegagalan harus diterima
pengalaman belajar. Wirausaha berhasil setelah mengalami kegagalan, berdasarkan
dari pengalaman nmasa lampau membantu menyalurkan kegiatan-kegiatan untuk
mencapai hasil-hasil yang lebih positif, dan keberhasilan merupakan buah dari
usaha yang tidak mengenal lelah.
Capaian tujuan yang ebrhubungan dengan
kemampuan dan ketrampilan. Terima diri sendiri, tekankan kekuatan-kekuatan
serta kurangi kelemahan, jujur dan agresif dalam mengejar tujuan, dipastikan
mencapai hasil yang positif. Berorientasi pada tujuan mendorong munculnya sifat
muda yang paling baik. Lakukan hal yang penting dan mampu untuk dikerjakan.
Mencapai kesempurnaan merupakan sesuatu
yang ideal dalam mengejar tujuan, tetapi bukan merupakan sasaran yang realistic
bagi wirausaha pada umumnya. Hasil yang diterima lebih penting dari hasil yang
sempurna. Berusaha mencapai suatu hasil secara sempurna untuk satu tujuan dalam
jangka waktu yang terlalu lama hanya akan menghambat perkembangan dan
pertumbuhan pribadi.
C.
Jati
diri Wirausaha
Manusia adalah individu yang unik.
Memiliki pengalaman masa lampau berbeda, hidup dalam situasi berlainan,
mempunyai ikatan dan tanggung jawab berlainan, dan mempunyai tujuan hidup berlainan.
Pengalaman seorang pelaku usaha cukup luas dan beragam serta dapat menentukan
situasi kehidupan yang sekarang. Wirausaha saling meniru antara satu dengan
lainnya, yang tuadsn identifikasi mendekati “model peranan” akan menghasilkan
sikap dan ketrampilan lebih mumpuni.
Pekerjaan, kondisi keluarga
keuangan serta factor-faktor lain menentukan sikap dalam melakukan usaha.
Pelaku bisnis mempunyai berbagai kewajiban dan ikatan terhadap diri sendiri dan
orang lain termasuk istri, keluarga, atasan atau karyawan, apabila ikatan dan
kewajiban di luar pekerjaan terlalu banyak, akan menglamai kesulitanberkelakuan
sebagai wirausaha. Merencanakan masa depan bersifat realistiuk dalam menentukan
diri sendiri yang dapat dan tidak dapat diubah. Pengalaman masa lalu membantu
memahami lebih baik situasi yang ada sekarang.
Wirausaha mempunyai tujuan dan harapan tertentu,
semakin jelas tujuan semakin besar kemungkinan tercapai, dan sadar akan
cara-cara baru untuk mrningkatkan produktivitas diri sendiri. Kunci utama bagi
keberhasilan adalah keterlibatan dalam pertumbuhan pribadi secara
terus-menerus.
D.
Bisnis
Di Tempat Kerja
Melakukan bisnis adalah suatu gaya hidup
dan prinsip terytentu untuk mempengaruhi strategi karir. Berlakulah fleksibel,
imajinatif, mampu merencanakan, mengambil risiko, mengambil keputusan dan
tindakan untuk mencapai tujuan. Bersedia bekerja dalam keadaan konflik,
perubahan, dan keragu-raguan. Berarti bahwa pelaku bisnis perlu menganalisis
diri sendiri dalam hubungan dengan lingkungan tempat bekerja. Pelaku bisnis
menyusun prioritas dalam sasaran- sasaran karir dan hasil yang diinginkan
diharapkan berkaitan dengan tujuan yang dapat diukur dan berarti. Sasaran ini
bersifat menantang, member motivasi kepada pelaku usaha untuk belajar dan
berkembang dalam karir, pelaku usaha akan belajar paling baik, jika melakukan
hal-hal yang menarik minat dan mempunyai ikatan dalam tujuan tertentu,
menimbang sifat-sifat pribadi sesuai dengan pelaku usaha.
E. Sikap
Karir
Pelaku
bisnis memiliki kemampuan tertentu yang dapat diterapkan pada sejumlah karir.
Factor-faktor berikut mrmbantu para pelaku usaha dalam emngembangkan sikap
kewirausahaan pada karir.
1. Pilih
karir yang memberikan pada pelaku usaha untuk mewujudkan diri secara kreatrif
dan memunglkinkan pertumbuhan pribadi maupun profesi, tidak menganggap remeh
kemampuan dan bakat diri sendiri.
2. Apabila
memulai karir, tindakan pelaku bisnis sebaiknya rnencontoh usahawan yang
berhasil dalam bidang sejenis. Sekali mengerti teknik dalam mencapai sukses,
gunakan untuk mengembangkan karir sendiri. Tidak dibenarkan menioru secara
gelap, pusatkan perhatian pada aspek khusus dari pelaku usaha yang berhasil.
Kembangkan sikap positif melalui kegiatan sehari-hari.
3. Diperlukan
pengetahuan sebanyak m ungkin tentang karir yang telah dipilih. Pengetahuan
tersebut sangat membantu menjadi ahli dalam jenis pekerjaan tertentu.
4. Tingkatkan
kemampuan diri secara terus menerus, puas dengan prestasi masa lampau, pandang
kedepan untuk menciptakan tujuan baru sebagai sumber perbaikan diri.
5. Semua
selalu berubah, berarti pelaku usaha mampu melakukan perubahan. Terima
perubahan dan gunakan untuk memotifasi diri dalam mencapai tujuan atau sasaran
yang lrbih tinggi.
6. Berorientasikan
pada tindakan, mampu mengambil keuntungan dari peluang-peluang karir baru yang mengantar
kepada sukses masa depan.
7. Memiliki
kekuatan dan kelemahan diri, dari pada menghabiskan waktu untuk menghilangkan
kelemahan, lebih baik bersandar dan gunakan kekuatan untuk mengatasi kelemahan.
Terima kelemahan dan cari sumber daya lain untuk menyeimbangkan kekurangan.
8. Susun
kegiatan menjadi rutin agar mempunyai banyak waktu untuk berwurausaha, gunakan
sedikit tenaga, untuk kegiatan non rutin menghendaki lebih banyak waktu dan
tenaga. Keteraturan dan kerutinan dalam kehidupan sehari- hari , membuat pelaku
bisnis mempunyai banyak waktu dan tenaga untuk kegiatan yang kreatif.
9. Terimalah
tanggung jawab sevara pribadi untuk mensukseskan suatu kegiatan dari suatgu
keadaan.
10. Mampu
menggabungkan sifat pribadi dari individu yang bekerja untuk diri sendiri dalam
upaya mencapai hasil maksimum. Keberhasilan akan ditentukan oleh prestasi para
karyawan.
11. Mempunyai
keyakinan pada diri sendiri maupun karyawan, yakin akan kemampuan staf dan
hasil yang dicapai.
12. Penampilan
diri mempengaruhi citra diri apabila tampil baik akan merasa baik juga.
Penampilan menentukan positif atau negative reaksi orang lain dari diri
sendiri. Pastikan penampilan menarik.
13. Mengambil
keputusan marupakan suatu cirri utama dari pelaku usaha yang berhasil.
Keputusan diambil dari informasi dan fakta yang terbatas, jika situasi
menghendaki agar mengambil keputusan, buat keputusan dan awasi keputusan itu
untu diterapkan.
14. Jalani
hidup pada masa sekarang dan jangan boros waktu dengan menyesali kegagalan
dimasa lampau. Pandang kedepan untuk memberikan pengalaman yang menguntungkan
dan memuaskan.
F.
Sikap
Mental
Pelaku usaha meiliki pandangan hidup
sehat, merupakan individu-individu yang telah mengembangkan cara menilai
pengalaman-pengalaman secara sehat. Saran berikut merupakan pengembangan sikap
mental yang baik.
1. Pelaku
bisnis merupakan orang yang mengetahui bagaimana menemukan kepuasan dalam
pekerjaan dan bangga akan prestasi. Tunjukkan sikap yang positif pada
pekerjaan, karena sikap ini menentukankeberhasilan.
2. Otak
merupaka alat yang berdaya luar biasa menyediakan beberapa saat setiap hari
untuk memikirkan sesuatu, memungkinkan terarah dan pada kegiatan-kegiatan yang
berarti.
3. Sebagian
manusia membatasi pikiran pada problem dan kegiatan-kegiatan sehari-hari.
Gunakan imajinasi untuk meluaskan pikiran dan coba berpikir yang besar-besar.
Pelaku bisnis yang dapat melihat image besar adalah bersifat wirausaha dan
merupakan calon pemimpin bisnis dan masyarakat.
4. Humor
ikut mengembangkan sikap mental yang sehat, terlalu serius dapat merugikan
pekerjaan dan tidak sehat. Menunjukkan rasa humor perpengaruh pada orang lain
dengan jalan menyebarkan optimism dan suasana yang santai.
5. Pikiran
harus terorientasi dengan baik dan mampu memusatkan pada berbagai permasalahan.
Mampu memindahkan perhatian dari satu permasalahan ke permasalahan lain dengan
upaya yang minim.
G.
Perilaku
Positif
Perilsaku individu pada dasarnya
membiarkan keadaan luar mengendalikan sikap, pelaku usaha menggunakan sikap
untuk mengendalikan keadaan. Sikap positif memudahkan untuk memfokus pada
kegiatan, kejadian, dan atas hasil yang diinginkan. Pengalam negative mempunyai
segi yang positif. Bersikap secara positif terhadap semua peristiwa dan mencari
hikmah dari pengalaman.
Sikap positif dapat dikembangkan dalam
jangka waktu lama. Factor-faktor berikut berguna bagi pelaku usaha dalam
mengembangkan sikap positif.
1. Pusatkan
perhatian dan gunakan pikiran secara produktif.
2. Pilih
sasaran positif dalam bekerja
3. Bergaul
dengan orang yang berpikir dan bertindak secara wirausaha. Cara berpikir dan
cirri-ciri dari orang di sekitar berimbas pada diri sendiri.
4. Jauhi
pikiran dan ide negatif.
5. Diri
sendiri yang mengendalikan pikiran dan gunakan pikiran secara produktif.
6. Selalu
awas terhadap peluang-peluang untuk meningkatkan situasi, baik dalam kehidupan
pribadi, kehidupan kerja maupun dalam kehidupan masyarakat.
7. Tinggalkan
satu ide jika tidak menghasilkan yang benar, lebih baik mengubah arah dari pada
mengejar ide yang tidak akan berhasil secara memuaskan.
8. Lingkungan
mempengaruhi prestasi, apabila lingkungan tidak memenuhi kebutuhan diri
wirausaha, ubah lingkungan atau pindah ke lingkungan lain yang lebih positif
dan memungkinkan tercapai sasaran yang diinginkan.
9. Percaya
diri sendiri dan bakat, skses akan dating bagi orang yang percaya pada
kemampuan diri sendiri dan menggunakan kemampuan sepenuhnya.
10. Hilangkan
beban mental dengan mengambil tindakan. Pusatkan pikiran pada problem tertentu.
Sekali mencapai keputusan, ambil tindakan untuk memcahkan persoalan, usahakan
konflik mental diselesaikan secepat mungkin.
Penelitian mutakhir menunjukkan
bahwa cirri pokok dari wirausaha berhasil adalah kemampuan untuk mengambil
keputusan dalam suasana stress.
Mengelola dalam situasi stress.
Mengelola dalam situasi stress yang
teurs menerus menghendaki keadaan fidik dan mental baik. Paling utama dalam
menangani stress meliputi :
perhatikan dalam makan dan minum, tidur dan istirahat yang cukup, tidak
merokok, memisahkan yang penting dari yang “mendesak” dan dari yang ‘lain-lain”
dimana harus dibuat dan mnegutamakan menangani hal-hal yang penting dengan
mengambil tindakan tidak berhenti pada rasa cemas. Siapkan rencana darurat
untuk menangani apabila terjadi paling buruk, lebih baik, atau paling mungkin
terjadi. Menghadapi stress, yang
perlu diingat adalah menyediakan cukup waktu dan berusaha untuk bekerja sesuai
dengan rencana.
H.
Kebiasaan
dan Sikap
Perbuatan baik sulit diperoleh, tetapi
sekali telah diperoleh merupakan harta yang paling utama. Eksekutif puncak
telah menjadikan kebiasaan mulai bekerja pagi-pagi . bangun dua atau tiga jam
lebih dini dari orang biasa merupakan sebuah cara untuk menjadi lebih
produktif, ini menghendaki usaha besar, dan tidak menyenangkan. Apabila pelaku
usaha dapat membentuk kebiasaan selama satu bulan setiap hari, akan menjadi
kebiasaan. Menggunakan waktu dini secara produktif, membantu jika pada malam
sebelumnya telah memutuskan bagaimana menggunakannya. Kondisi semacam ini akan
membawa kebiasaan baik lainnya, merencanakan kegiatan penting hari
berikutsebelum pergi tidur setiap malam.
Setelah
satu bulan ingin mempertahankankebiasaan yang baru diperoleh, kemungkinan besar
bahwa kebiasaan itu yang baik dan memegang peranan penting dalam prestasi masa
depan. Seandainya mengetahui bahwa diri sendiri yang bertanggung jawab atas
tindakan-tindakan, seharusnya bersedia meninjau kembali kebiasaan-kebiasaan
dalam hubungan dengan tujuan-tujuan masa depan. Kebiasaan baru perlu
menggantikan kebiasaan lama agar ikut menunjang keberhasilan masa depan.
2.3 RISIKO USAHA
A.
Pendahuluan
Wirausaha menyukai risiko realistik
karena ingin berhasil : mendapatkan kepuasan besar dalam melaksanakan tugas
yang sukar tetapi realistic dengan menerapkan ketrampilan-ketrampilan yang
dimiliki, sehingga risiko kecil dan risiko tinggi ndihindari karena sumber
kepuasan tidak terdapat pada situasi itu. Berarti wirausaha menyukai tantangan
yang sukar tetapi dapat dicapai.
Semakin bertambah besarnya perusahaan,
maka bertambah banyak persoalan yang akan dihadapi. Pertumbuhan dan
perkembangan perusahaan menghendaki bahwa pelaku usaha tidak takut mengambil
keputusan dan bersedia menerima risiko tertentu. Sebagian pengusaha merasa
takut mengambil risiko karena ingin amandan mengelak kegagalan, tetapi semua
tahap pekerjaan mengandung risiko, dimana merupakanbagian dari kegiatan pelaku
usaha. Wirausaha bekerja dibawah tekanan-tekanan dan kondisi pengambilan risiko
dan harus mengerti bahwa kemungkinan gagal selalu ada.
B.
Kondisi
Berisiko.
Kondisi berisiko terjadi apabila pelaku
usaha supaya membuat pilihan dari dua alternative atau lebih, yang
mengakibatkan hasilnya tidak diketahui dan harus dinilai secara obyektif.
Kondisi semacam ini mengandung potensi kegagalan dan keberhasilan. Semakin
besar kemungkinan rugi semakin besar risiko yang dihadapi. Sebagai penentu
keputusan risiko pelaku usaha harus mengambil keputusan dalam situasi penuh
ketidakpastian, dengan menimbang kemungkinan sukses atau rugi. Pelaku usaha
dapat memilih alternative yang “mengandung risiko” atau alternative
“konservatif”, tergantung dari :
1. Kemampuan
daya tarik setiap alternative
2. Kesediaan
menerima kerugian
3. Kemampuan
menerima keberhasilan dan kegagalan
4. Kemampuan
meningkatkan kebethasilan dan mengurangi kegagalan
Contoh :
Seorang karyawan mempunyai sebuah pekerjaan yang
aman, dengan gaji Rp 35 juta per tahun dan mendapatkan peluang untuk promosi
setiap empat tahun. Karyawan tersebut juga mendapatkan peluang untuk membeli
sebuah perusahaan dengan masa depan yang tidak pasti, namun demikian gaji
pemilik perusahaan sekarang adalah Rp 45 juta per tahun. Perusahaan tersebut
bisa jadi berhasil terus, atau sebaliknya kan mengalami kegagalan dalam waktu
dua atau tiga tahun yang akan datang. Pilihan karyawan berada pada posisi
antara tetap tinggal pada pekerjaan yang aman sebagai karyawan dengan imbalan
keuangan dan karir yang pasti akan dapat di prediksi atau mengambil ridiko
dengan kemungkinan mendapatkan imbalan karir dan keunangan yang lebih tinggi.
Terdapat orang yang tidak suka mengambil
risiko, apapun kemungkinan keberhasilan yang akan terjadi, lebih suka pada
posisi aman. Selain pada posisi itu
nterdapat orang lain lebih “ bersemangat”, tidak puas dengan posisi sekarang
dan mencari “peluang emas” supaya lebih cepat menjadi kaya. Orang-orang semacam
ini cenderung dipengaruhi oleh berapa besar jumlah imbalanyang ditawarkan,
tidak memperhatikan akan kesuksesan dan belum mempertimbangkan tingkat usaha
yang dikehendaki. Tertarik pada keinginan hasil yang tinggi dengan usaha yang
sedikit , akibatnya merupakan spekulan murni.
Penilaian kondisi seorang wirausaha
berlainan sekali dengan kedua tipe orang di atas, walaupun wirausaha terdapat
juga persamaan karakter. Perbedaan utama terletak pada penilaian kemungkinan
sukses perusahaan, seorang wirausaha akan melakukan secara sistematik dan
menyeluruh serta sampai sejauh mana upaya-upaya untuk dapat mempengaruhi
kemungkinan kegagalan maupun keberhasilan, selanjutnya memutuskan akan membeli
apabila upaya yang dilakukan dapat untuk meraih keberhasilan.
Faktor lain dari rancangan pelaku
usaha terhadap kondisi pengambilan risiko adalah kesediaan menerima tanggung
jawab pribadi atas akibat-akibat keputusan, baik yang menguntungkan maupun
merugikan. Sedangkan bagi bukan pelaku usaha merasa keberatan menerima tanggung
jawab atas keputusan-keputusan yang mengakibatkan kegagalan, dan menghubungkan
peristiwa-peristiwa dalam kehidupan dengan nasib , seperti persaingan dengan
perusahaan besar atau campur tangan pemerintah. Pelaku usaha semacam ini hanya
mempertaruhkan semua, atau menolak semua situasi risiko karena merasa tidak
dapat mempengaruhi hasil.
Ciri-ciri wirausaha saling
berkaitan, terutama pada perilaku pengambilan risiko, beberapa kaitan itu
antara lain :
1. Pengambilan
risiko berkaitan dengan kreativitas dan inovasi serta merupakan bagian penting
dalam mengubah ide menjadi realitas.
2. Pengambilan
risiko berkaitan dengan kepercayaan pada diri sendiri. Semakin besar keyakinan
pada kemampuan sendiri, semakin besar keyakinan akan kesanggupan untuk
mempengaruhi hasil dari keputusan-keputusan, dan semakin besar kesediaan untuk
mencoba pa yang dilihat orang lain sebagai risiko.
3. Pengetahuan
realistic mengenai kemampuan –kemampuan diri sendiri, realisme demikian
membatasi kegiatan-kegiatan pada situasi yang dapat pengaruhi hasil. Semua
perilaku pengambilan risiko tidak sesederhana dan seobyektif apa yang
digambarkan tersebut. Terdapat unsur kegairahan seorang wirausaha terhadap
ketidakpastian, dan ada dorongan untuk memastikan bahwa konsekuensin yang
dihadapi penuh keberhasilan.
C. Keputusan
Risiko
Pengambilan keputusan risiko merupakan
masalah yang paling utama dalam merealisasi potensi pada diri sendiri sebagai
wirausaha. Pengalaman pengambilan risiko dalam hubungan pribadi dengan anak,
istri dan tetangga akan membantu memperoleh pengalaman untuk menilai
kemungkinan-kemungkinan pengambilan risiko seperlunya dan mengelakkan risiko
yang kecil.
Pengambilan risiko dalam kehidupan
melibatkan suatu kesadaran akan peristiwa-peristiwa masa lalu, perhatian untuk
masa depan, dan keinginan untuk hidup di masa sekarang. Apabila tidak bersedia
mengambil risiko, maka tidak akan pernah dapat mewujudkan bakat dan kemampuan.
Pertumbuhan pribadi dan professional datang dari hidup di masa sekarang dan
mengambil risiko yang perlu untuk mencapai tujuan-tujuan di masa yang akan
datang.
Selaku pelaku usaha, harus sadar bahwa
pertumbuhan datang dari pengambilan keutungan peluang-peluang masa sekarang
dalam kehidupan pribadi maupun bisnis dan pengambilan risiko untuk mencapai
tujuan. Beberapa risiko penting adalah yang membawa belajar mengenai sesuatu
yang baru tentang diri sendiri. Situasi-situasi yang mengandung risiko pribadi
harus menantang kemampuan, jangan meremehkan nilai diri sendiri, karena
dimungkinkan mampu mencapai lebih banyak dari yang dicapai sekarang.
Pengambilan risiko merupakan bagian penting dalam pertumbuhan pribadi, dan
berguna dalam menjalankan kegiatan bisnis.
Menanggung risiko pribadi atas tindakan
diri sendiri mengurangi ketergantungan pada orang lain. Wirausaha merupakan orang
yang bertanggung jawab, karena mempunyai kekuatan dan kemampuan untuk
meneentukan masa depan diri sendiri. Apabila orang lain menanggung risiko atas
tindakan pribadi selaku pelaku usaha atas masa depan diri sendiri sangat lemah.
Pribadi pelaku usaha tidak dapat hidup secara penuh karena tidak menanggung
risiko atas perbuatan diri sendiri. Sesuatu yang salah dalam kehidupan diri
sendiri, maka ini saat yang tepat untuk menggung risiko demi perbaikan, jika
tidak maka situasi akan semakin buruk, dan permasalahan semakin sukar
dipecahkan.
Risiko timbul saat seseorang menerima
tanggung jawab atas keputusan dan tindakan yang dilakukan, dan atas
keputusan-keputusan itulah maka bertanggung jawab mengatasi dengan keyakinan
yang lebih besar untuk mengurangi risiko. Sulit memisahkan antara tujuan
pribadi dengan tujuan bisnis karena perusahaan merupakan bagian dari hidup,
jangan mengambil risiko yang lebih besar dari yang ditanggung, hal ini
merupakan peringatan karena terdapat godaan untuk mempertaruhkan semua demi
suatu gagasan.
Sebagai wirausaha jangan mengambil
risiko yang tidak diperlukan, usahakan dapat menguasai emosi dan mengambil
risiko jika keutungan sama atau lebih besar dari risiko yang terkandung.
Kegiatan utama adalah memutuskan apakah tujuan itu cukup penting untuk dapat
membenarkan risiko atau tidak. Kondisi tertentu wirausaha menggunakan intuisi
dan menilai tindakan mana saja yang mengandung risiko. Institusi akan
menentukan sejauh mana risiko dan hasil yang diperoleh. Factor-faktor yang
dapat terwujud namun penting adalah bakat, kempuan dan pengalaman diri sendiri.
D. Kembangkan
Ide
Risiko dan kreativitas merupakan
dua ciri penting wirausaha, berusaha lebih kreatif, menjadi lebih sadar akan
ide yang produktif. Apabila dapat memilih dari sejumlah ide-ide yang baik, maka
lebih siap mengambil risiko yang perlu untuk melaksanakan ide-ide yang paling
produktif.
Semua orang kreatif, jika telah mengembangkan suatu ide yang kreatif, maka
risiko tertentu akan menyertai pelaksanaan, dalam mengurangi risiko ditolaknya
suatu ide, sran, berikut dapat membantu mengatasi :
1. Utarakan
ide kepada istri atau teman, lebih baik membicarakan suatu ide sebelum ditulis.
Menerangkan suatu ide akan mengantar kepada suatu diskusi, akan menghasilkan
suatu perbaikan. Setelah ide menjadi pasti baru ditulis. Masih terdapat
kemungkinan terjadi perubahan sebelum mencapai bentuk akhir.
2. Pilih
tempat dan waktu untuk mengemukakan ide kepada orang lain, jangan mengusulkan
ide kepada perusahaan sewaktu mengalami krisis. Organisasi berada dalam keadaan
stabil sebelum ide dieperkenalkan. Ketepatan waktu sangat penting dalam
mengemukakan suatu ide. Pilih waktu ketika orang lain paling terbuka terhadap
sesuatu yang baru.
3. Kemungkinan
ide sedikit demi sedikit, pertama ajukan konsep total, seiring berjalannya
waktu, dan semakin tertariknya orang pada ide, baru rinciannya dikemukakan.
E. Tipe
Pengambilan Risiko
Pengambilan keputusan/risiko sedikit
banyak dipengaruhi oleh orang lain, pengalaman lalu, situasi sekarang dan pengharapan-pengharapan
masa depan, dalam bisnis dibutuhkan berbagai tipe pengambilan risiko.
Organisasi tingkat bawah dibutuhkan pekerja yang terampil dalam melaksanakan
perjalanan rutin, sehingga sedikit risiko. Sebagian besar pekerja masuk ke
dalam pengambilan risiko tipe ini, karena perilaku dapat diramalkan dan membawa
kestabilan organisasi.
Tingkat
manajemen menengah, terdapat kemungkinan lebih banyak untuk pengambilan risiko.
Manajer tingkat menengah lebih banyak mendapat kebebasan untuk inovasi dan
membuat perubahan kecil dalam prosedur dan fungsi-fungsi. Posisi ini dapat
dianggap sebagai pengambil risiko, tetapi dampak atas keseluruhan organisasi
harus minim. Pelaku usaha yang berada pada tingkat teratas, mempunyai kemampuan
untuk merumuskan dan menerapkan ide-ide kreatif. Mengantisipasi keberhasilan
dalam bisnis, wirausaha diharapkan mengambil risiko dalam mewujudkan ide-ide
menjadi kenyataan.
Wirausaha
dapat dikatakan “praktis”, apabila organisasi tumbuh berdasarkan pengendalian
dan pengarahan dari diri wirausaha sendiri. Wirausaha praktis berorientasi pada
hasil dan mempunyai keyakinan akan ide-ide sehingga mampu menerima risiko demi
terlaksananya ide. Sebaliknya pelaku usaha merasa lebih praktis dalam menyadari
keterbatasan diri dan membatasi kegiatan sampai pada aktivitas yang mampu
dilaksanakan.
Pelaku
usaha yang kreatid dan inovatif akan mengambil risiko yang sedang, bersedia
menerima perubahan, mencoba alternative lain dan mengembangkan inovasi untuk
barang dan jasa dalam bidang bisnis baru. Pelaku usaha semacam ini menjadi
tokoh dalam dunia bisnis, mempunyai ide dan mampu menemukan kombinasi antara
orang dan sumber daya lain untuk mewujudkan ide.
F. Delegasikan
Wewenang
Sebagai pelaku usaha, posisi
pemimpin mempunyai arti dalam mengarahkan kegiatan-kegiatan orang lain dalam
mencapai tujuan perusahaan, tetapi sebaliknya sebagai individu mempunyai
kemampuan yang terbatas, oleh karena itu membutuhkan orang lain untuk mencapai
tujuan organisasi pada posisi yang lebih tinggi. Pemimpin organisasi diharapkan
bersedia memberikan wewenang dan tanggung jawab kepada staf untuk kegiatan-kegiatan
tertentu.
Mendelegasikan wewenang dan
tanggung jawab kepada orang lain mengandung risiko tertentu. Terdapat akibat-akibat
negative maupun positif, berarti pemipin harus menanggung akibatnya. Pelaku
usaha merupakan wirausaha yang berorientasi pada pertumbuhan harus mempunyai
staf yang berorientasikan tindakan dan mampu menerima wewenang serta tanggung
jawab.
Keuntungan maksimum agar dapat
diperoleh, karyawan diberi wewenang dan kebebasan untuk melaksanakan tugas dari
tanggung jawab. Pelaku usaha membutuhkan pertolongan orang lain, tetapi
seseorang pemimpin tidak mempunyai waktu untuk memonitor kegiatan secara
langsung, kepercayaan pada staf ditunjukkan oleh jawaban terhadap
pertanyaan-pertanyaan yang mengarah pada penilaian usaha, setiap jawaban member
petunjuk mengenai kesediaan mengambil risiko dalam mendelegasikan wewenang dan
tanggung jawab kepada orang lain dalam organisasi. Pelaku usaha yang dapat
mendelegasikan kegiatan kepada orang lain, mempunyai waktu untuk kegiatan yang
lebih penting seperti perencanaan jangka panjang atau pengembangan
produk-produk baru.
G. Melaksanakan
Perubahan
Setiap melakukan kegiatan harus dapat
menentukan apakah ada risiko atau tidak, suatu risiko, kekuatan, posisi dan
kewenangan akan mendapat tantangan. Jika diketahui terdapat risiko dalam
bisnis, maka dibutuhkan kemampuan untuk menilai situasi secara realistic dan
mecari pemecahan. Berani mengambil tindakan korektif yang diperlukan, walaupun
mengandung risiko tertentu.
Suatu risiko jelas ada, maka diperlukan
pengambilan keputusan atau justru tidak penting, apabila memutuskan mengambil
risiko, maka segera melaksanakan segera rencana pasti dan mulai mengambil
tindakan. Rencana-rencana alternative juga dirancang, karena apabila rencana
utama tidak berhasil, maka alternative kemungkinan eksbilitas bila permasalahan
berubah.
Suatu rencana sudah dicanangkan kemudian
dilaksanakan, sehingga jika rencana dilaksanakan maka dapat mengatahui risiko
yang terkandung. Umpan balik yang diterima tidak banyak, kekurangan umpan balik
menciptakan keraguan-keraguan, setelah keputusan dilaksanakan, mempunyai ikatan
penuh dengan keputusan sampai dengan masalah terpecahkan. Keyakinan dalam
menangani persoalan sangat menentukan, jika yakin serangkaian tindakan akan
memecahkan persoalan, maka tindakan tersebut menentukan hasil. Mempromosikan
keputusan dan memperoleh dukungan orang lain mempengaruhi suksesnya keputusan.
Kemampuan mengambil risiko pelaku
usaha dipengaruhi oleh :
1. Keyakinan
diri,
2. Kesediaan
untuk menggunakan kemampuan sepenuhnya untuk mengubah keadaan.
3. Kemampuan
menilai situasi risiko secara realistis dan mengubah kesempatan/kemungkinan.
4. Menghadapi
situasi risiko menurut tujuan-tujuan yang telah ditentukan.
Tindakan mengambil risiko merupakan
bagaian hakiki dari pelaku usaha, oleh karena itu perlu menetapkan sasaran yang
tinggi untuk diri sendiri, kemudian menggunakan semua kemampuan dan bakat untuk
mencapai tujuan-tujuan tersebut, semakin tinggi tujuan, semakin besar risiko
yang akan dihadapi.
H. Evaluasi
Risiko
Keberadaan data kuantitatif sangat
membantu dalam melakukan evaluasi setiap risiko, menetapkan tujuan-tujuan dan dimungkinkan
menggeneralisasikan kemajuan secara sistematuis. Melalui data kuantitatif,
mampu mengukur hasil-hasil yang dicapai dalam hubungan dengan ide-ide yang
telah digariskan. Pelaku usaha diharapkan mengetahui dengan cermat dan makna
dari angka-angka tersebut. Data kuantitatif mendukung pengetahuan, latar
belakang dan pengalaman dalam mengambil keputusan. Lakukan evaluasi kebutuhan
sendiri sebelum memutuskan untuk mengambil risiko. Sebelum mengambil keputusan
yang mengandung risiko perhatikan pertanyaan berikut :
1. Apakah
risiko sepadan dengan hasil ?
2. Bagaimana
risiko dapat dikurangi/dihindari ?
3. Informasi
apa yang diperlukan sebelum risiko yang diambil ?
4. Sumber-sumber
daya mana yang dapat membantu mengurangi risiko dan mencapai tujuan?
5. Mengapa
risiko ini penting?
6. Apa
yang menakutkan dalam mengambil risiko ?
7. Apa
pelaku usaha bersedia berusaha sekuat tenaga untuk mencapai tujuan ?
8. Apa
yang dapat dicapai dengan mengambil risiko ?
9. Persiapan-persiapan
apa yang perlu dibuat sebelum mengambil risiko ?
10. Bagaimana
dapat mengetahui secara kuantitatif bahwa tujuan telah tercapai ?
11. Apa
halangan-halangan terbesar dalam mencapai tujuan ?
Proses pemeriksaan diri penting dalam
mengambil risiko. Daftar pertanyaan hanya contoh dari serangkaian pertanyaan
yang harus dijawab sebelum menanggung risiko. Mengambil risiko sebelum
mengajukan pertanyaan-pertanyaan nini dapat mengakibatkan kegagalan.
I.
Pengambilan
Risiko
Perilaku mengambil risiko
kewirausahaan makin diakui sebagai sesuatu yang penting bagi manajemen tingkat
puncak. Terdapat beberapa perusahaan memiliki keinginan untuk maju memilih
laki-laki atau wanita wirausaha yang berani mengambil risiko dan berinovasi,
daripada manajemen yang bersifat meneruskan dari perusahaan yang sudah ada.
Pengambilan risiko merupakan gaya
perilaku, dengan penuh peritungan, merupakan suatu ketrampilan yang dapat
ditingkatkan. Prosedur untuk menganalisis sebuah risiko :
1. Taksiran
Risiko
Pertama manaksir
ada tidaknya risiko : yaitu apa terdapat potensi rugi dalam memilih sebuah
alternative. Missal, dihadapkan pada kebutuhan peningkatan produksi untuk
memenuhi tambahan permintaan. Pilihannya adalah :
a. Tetap
pada tingkat permintaan sekarang ;
b. Membeli
peralatan lebih banyak untuk memenuhi permintaan; atau
c. Menyewa
peralatan untuk memenuhi permintaan; atau
d. Mensubkontrakkan
kepada produsen-produsen yang lebih kecil.
Apabila mempunyai arus kas baik,
cadangan kas kuat, atau kemudahann kredit baik, dan jika permintaan dapat dipastikan meningkat
pada waktu yang akan datang, maka di sini terdapat sedikit risiko di dalam
memutuskan salah satu dari alternative-alternatif, meskipun alternative pertama
akan merupakan pilihan yang tidak bijaksana untuk diambil karena mengabaikan
peluang peningkatan laba.
Keadaan lain, peningkatan
permintaantidak dapat dipastikan. Misal : produk atau jasa bisa menjadi usang
karena inovasi-inovasi dari pihak pesaing ; atau lebih banyak perusahaan yang
masuk dalam bidang yang sama; atau pasar sedang mendekati titik jenuh. Lebih
jauh lagi, bisnis tidak mampu menginvestasi jumlah yang dikehendaki karena
tidak ada kepastian apakah modal akan kembali. Kondisi ini, terdapat berbagai
derajat risiko, dan berkaitan dengan berbagai tingkat laba potensial (sukses)
untuk berbagai alternative.
2. Tujuan
dan Sasaran
Langkah
berikutnya adalah mempertimbangkan kebijakan-kebijakan dan sasaran-sasaran
perusahaan. Sasaran sebuah perusahaan dirumuskan: mencapai pertumbuhan secara
perlahan, mantap, atau tidak tumbuh atau pertumbuhan dalam bidang produk lain.
Pelaku usaha berani memutuskan apakah risiko yang muncul itu taat azas dengan
tujuan dan sasaran perusahaan, apakah taat azas, proses pengambilan keputusan
diteruskan dan lakukan penaksiran alternative secara rinci.
3. Teliti
Alternatif
Contoh
: pengambilan risiko tertentu (keputusan untuk meluaskan produksi)
konsisten dengan sasaran-sasaran
perusahaan, maka langkah selanjutnya mengadakan survai berbagai alternatif.
Alternative-alternatif ditentukan secara rinci sehingga semua biaya dapat
sitelaah dengan obyektif. Sebagian besar biaya merupakan biaya financial.
Tetapi jika ditinjau memungkinkan sebaiknya memperhitungkan “biaya pribadi”,
social dan fisik. Misal: apakah sebuah alternative menyita usaha pribadi ?
Apakah kegagalan akan menjatuhkan prestise social ?perlu menentukan biaya
keuangan dan biaya-biaya lain untuk setiap alternative yang dapat dijalankan
.
4. Kumpulan
Informasi
Tahap
selanjutnya mengumpulkan informasi secara intensif sehingga penaksiran setiap
kemungkinan realistic dapat dibuat secara realistic. Ramalan pasar dibuat untuk
setiap permintaan dalam berbagai kemungkinan kondisi yang dapat terjadi. Reaksi
dari pesaing di taksir dan akibat dari reaksi diperhitungksn. Berbagai akibat
sebaiknya ditelusuri dengan kesimpulan-kesimpulan logis.
a.
Apabila
permintaan mendekati titik kejenuhan, apakah modifikasi, produk mendorong
kenaikan permintaan di pasar baru.
b.
Apakah
terdapat pasar-pasar baru jika kegiatan mengurangi bagian pasar yang sekarang ?
c.
Dapatkan
peralatan mesin dimodifikasi dengan mudah untuk membuat produk-produk lain?
d.
Apakah
ada kemungkinan para pembekal dan subkontraktor menaikkan harga-harga jika
permintaan bertambah ?
Laba
yang diperoleh perusahaan untuk setiap alternatif diukur atas dasar informasi
pasar, ramalan-ramalan dari permintaan masa depan, penaksiran reaksi
persaingan, dan berbagai ramalan lain termasuk perilaku dari yang terlibat
dalam situasi ini, seperti perusahaan jasa keuangan atau produsen peralatan.
5.
Minimkan
Risiko
Menentukan
langkah berisikan penaksiran secara realistik tentang sejauh mana dapat
mempengaruhi keadaan, mengandung unsur-unsur sebagi berikut :
a.
Kesadaran
yang jelas tentang kemampuan dan kekuatan perusahaan
b.
Kreativitas
dalam menentukan cara mengubah keadaan (demi keuntungan)
c.
Kemampuan
merencanakan taktik dan strategi untuk mewujudkan perubahan
d.
Dorongan,
energi dan antusias untuk melaksanakan strategi
6.
Rencanakan
dan Laksanakan Alternatif
Sebuah
alternatif telah dipilih, susun sebuah rencana untuk pelaksanaan. Rencana
memuat jadwal, rumusan tujuan yang jelas, seperangkat rencana darurat untuk
hasil yang akan terjadi dan proses umpan balik, sehingga perubahan- perubahan
yang diperlukan dilaksanakan dengan segera.
BAB
III
ANALISIS
USAHA BUDIDAYA JAMUR TIRAM “RAJA
JAMUR”
3.1 Karakteristik Wirausaha Raja Jamur
Berdasarkan dari definisi dari
wirausahawan atau entrepreneur, yang mana Konsep tersebut menceritakan bahwa
wirausahawan merupakan seseorang yang menghadapi risiko di masa mendatang dan
bertujuan untuk mendapatkan profit dengan menggunakan seluruh sumber daya yang
dimiliki sehingga mengalami peningkatan terhadap usaha. Maka terdapat
karakteristik dari intrepreneur pada usaha budidaya jamur tiram ”Raja Jamur”
ini yang sesuai dengan teori kewirausahaan, karakteristik tersebut yaitu
sebagai berikut:
1. Menghasilkan
keuntungan dan laba.
2. Menerima
segala resiko dan menangani secara efisien.
3. Usaha
dapat berkembang
4. Usaha
akan menambah inovasi
Berdasarkan karakteristik entrepreneur yang dikemukakan oleh
ketiga ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa
entrepreneur harus memiliki motivasi kerja keras, mempunyai jaringan
(network), inovasi dan keinginan bertumbuh, serta mengambil resiko. Dan kondisi
tersebut dapat menimbulkan tekanan (stress) bagi intrepreneur pada inovasi,
risiko dan mambatan dalam usaha tersebut. Dalam mengatasi tekanan (stress)
tersebut budi daya jamur tiram “Raja Jamur” melalui memperhatikan beberapa hal
sebagai berikut:
1. Menciptakan
jaringan (networking)
Budi daya jamur
tiram Raja Jamur ini telah membangun hubungan baik dengan beberapa pihak yang
dalam bidangnya.
2. Keluar
dari persoalan secara total
Di perlukan
istirahat darikegiatan rutin. Di budi daya jamur tiram Raja Jamur pemilik dan
pegawai dapat sesekali keluar untuk jalan-jalan dan sebagainya pada waktu
setelahmusim panen selesai, agar dapat menciptakan kesegaran pada pikiran dan
tubuh.
3. Berkomunikasi
pada pekerja
Di budi daya
jamur tiram Raja Jamur setiap harinya dapat berkomunikasi antara pegawai dengan
menejer atau pemilik usah.
4. Menciptakan
kepuasan di luar usaha.
Kepuasan di luar usaha
disini termasuk keinginan pribadi
3.2 Analisi Lingkungan
Melihat
situasi kebutuhan jamur yang sangat tinggi yang belum diimbangi dengan produksi
sesuai dengan kebutuhan pasar. Sepertinya, produk jamur ini akan laku keras di
pasaran.
Selain
itu, pembudidaya jamur dalam skala besar masih sedikit, kebanyakan hanya dalam
skala rumah tangga, sehingga menjadikan bisnis ini memiliki peluang yang besar
di pasar.
Untuk
disekitar lokasi budidaya jamur sendiri, sedikit sekali bahkan bisa dikatakan
tidak ada pebisnis yang memproduksi atau berbudidaya jamur ini. Sehingga tidak
ada seorang atau para kompetitor dalam bisnis ini, maka prospek ke depan usaha
ini sangatlah besar.
Akan
tetapi, jika merambah ketingkat provinsi
atau bahkan tingkat nasional. Pebisnis jamur bisa dikatakan banyak, sehingga
bisa dikatakan memiliki kompetitor yang cukup banyak. Tetapi, pebisnis jamur
ini kebanyakan masih dalam tingkat produksi skala rumah tangga, dan untuk
pebisnis yang memproduksi jamur dalam skala produksi besar masih sangat
sedikit. Dari hal tersebut, peluang bisnis
ini memiliki peluang yang sangat besar untuk dikembangkan.
3.3 Analisis menghadapi resiko usaha
Dalam menganalisa analisis usaha
menggunakan analisis SWOT untuk mengetahui apa saja yang menjadi faktor.
Berikut merupakan analisis SWOT budi daya jamur tiram “Raja Jamur” sebagai
berikut:
1. Strengths
(kekuatan)
·
Proses pembuatannya
mudah dan sederhana
·
Harga jual lebih murah
·
Memanfaatkan internet
sebagai media promosi
·
Kualitas produk terjamin
2. Weaknesses
(kelemahan)
·
Manejemen perusahaan
masih sederhana
·
Masih banyak masyarakat
yang tidak mengetahui kandungan gizi jamur
3. Opportunities
(peluang )
·
pertumbuhan pasar
dimungkinkan meningkat
·
Peluang pasar untuk
mendapatkan konsumen yang menjanjikan
·
Keterbukaan untuk
menggunakan teknologi baru ke depannya untuk membuat kemajuan besar dibidang
produksi khususnya.
4. Threats
(ancaman)
·
Munculnya banyak
pesaing baru
·
Cuaca panas yang
mengancam kualitas jamur.
BAB IV
PENUTUP
Simpulan
Keinginann berwirausaha
memang sangat sulit untuk dijalankan oleh kebanyakan orang,khususnya para
mahasiswa. Akan tetapi memberikan ilmu pengetahuan mengenai wirausaha sangatlah
penting untuk diajarkan oleh para pendidik khususnya para dosen pengajar mata
kuliah tersebut. Disatu pihak ini menjadi sebuah tantangan bagaimana caranya
untuk menumbuhkan jiwa usaha terhadap orang banyak,namun dilain pihak ini
menjadi sebuah keharusan bagi para pendidik untuk memperkenalkan,mengajarkan,
dan memberikan ilmu pengetahuan mengani wrausaha dan bagaimana kita bisa terjun
ke dunia tersebut dalam hal ini dunia usaha itu sendiri.
Saran
Sebagai
mahasiswa,pengetahuan tentang kewirausahaan memang harus dimiliki, karena
memang setiap mahasiswa memperoleh mata kuliah tentang kewirausahaan. Namun
untuk menumbuhkan jiwa wirausahawan terhadap setip orang khususnya para
mahasiswa memang sangat sulit, apa lagi bisa sampai terjun ke dunia tersebut
yaitu dunia usaha. Dalam hal ini peran pendidik sangatlah penting untuk
memperkenalkan bagaimana sebenarnya dunia usaha tersebut. Untuk itu,
mengajarkan ilmu pengetahuan tentang wirausaha tidak hanya berdasarkan teori,
akan tetapi harusnya lebih pada pengimplementasiannya. Karena setiap orang
khususnya para mahasiswa memiliki cara pandang tersendiri mengenai hal
bagaimana ia bisa terjun dan memerankan peran sebagai wirausahawan.
DAFTAR PUSTAKA
Sukirman.2014.Pengembangan Kewirausahaan Melalui
Peningkatan Kinerja Karyawan. Fakultas Ekonomi Universitas Muria Kudus:
Kudus
El Yucateco Hotels & Casinos - Mapyro
BalasHapusCompare reviews and 포천 출장샵 find the 문경 출장안마 best 부산광역 출장안마 El Yucateco Hotels & Casinos in San Diego, CA. See locations, 익산 출장샵 hours, directions, and reviews. 대전광역 출장샵